Sedikit berbagi Wawasan eCommerce
Membangun trust di bisnis tidaklah mudah, butuh waktu dan tentunya upaya. Jika Anda sudah berpikir bahwa bisnis online adalah suatu hal yang terakhir akan Anda coba setelah Anda memulai usaha offline, Anda salah.
Hasil survei Storania.com menunjukkan bahwa usaha yang berhasil kebanyakan adalah usaha yang dimulainya dari online dahulu baru kemudian buka kios di Mal, atau bersamaan buka kios sekaligus online shop.
[sociallocker]
Rata-rata hasil survei yang dilakukan di Storania.com, sebuah bisnis online akan menghasilkan revenue tetap dan mulai berkembang setelah mereka beroperasi selama minimal 1 tahun, dan 6 bulan jika memang mereka sungguh-sungguh giat.
Menjual itu mudah, yang sulit adalah “Mendapatkan Pelanggan Tetap”
Perlu diketahui juga bahwa konsumen tidak akan langsung percaya begitu saja belanja di toko online Anda, namun jika sudah pernah merasakan bahwa Anda adalah penjual yang jujur dan sah, apalagi pelayanan Anda memuaskan. Maka “KESETIAAN PELANGGAN” akan tercipta. Semakin banyak “Pelanggan Setia” di toko online Anda, berarti Anda makin dipercaya oleh konsumen dan sekaligus telah berhasil di dunia usaha online.
Saya Masih Tidak Perlu Website atau Toko Online?
Boleh saja itu hak Anda, tapi yang rugi ya Anda sendiri. Toko online atau website itu adalah marketing channel Anda, sebagai pebisnis dan pemasar pasti paham benar bahwa semakin banyak marketing channel maka akan semakin besar peningkatan kesempatan untuk melakukan penjualan dan mendapatkan pelanggan tetap.
Apakah Anda sudah tahu bahwa di tahun 2014 Asia-Pasifik telah menjadi pasar regional eCommerce terbesar di dunia. Momentum ini adalah pertama kalinya dimana konsumen online Asia berbelanja jauh lebih banyak secara online daripada konsumen online dari Amerika Utara. Kutip dari (https://etc-digital.org/digital-trends/ecommerce/ecommerce-insights/regional-overview/asia-pacific/.).
Simak ya angka pertumbuhan penjualan eCommerce di Asia Pasifik:
B2C eCommerce Sales Growth in Asia Pacific, 2011-2017 % change | |||||||
2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | |
Indonesia | 104.5% | 85.0% | 71.3% | 45.1% | 37.2% | 26.0% | 22.0% |
China | 103.7% | 94.1% | 65.1% | 51.2% | 30.6% | 22.6% | 18.3% |
India | 47.2% | 39.7% | 34.6% | 27.1% | 23.7% | 18.2% | 16.6% |
South Korea | 17.6% | 6.0% | 6.9% | 9.3% | 8.3% | 8.2% | 7.3% |
Australia | 11.0% | 10.05% | 6.0% | 5.7% | 5.1% | 5.0% | 4.2% |
Japan | 27.1% | 13.2% | -7.2% | 7.1% | 6.7% | 5.6% | 5.0% |
Other | 23.9% | 12.4% | 12.7% | 12.0% | 11.9% | 11.0% | 10.2% |
Total Asia Pacific | 37.2% | 32.8% | 23.1% | 29.0% | 20.9% | 16.7% | 14.2% |
[/sociallocker]